A. Strategi Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Strategi Pengelolaan kelas
Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai ’siasat’, ’kiat’,’trik’, atau ’cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal adalah dinamakan dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi.Strategi juga dapat diartikan istilah, teknik dan taktik mengajar. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Sedangkan mengenai bagaimana menjalankan strategi, dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan tehnik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan tehnik guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
Mengacu pada konteks belajar mengajar bahwa strategi dalam penelitian ini adalah tehnik atau siasat yang digunakan guru dan diperagakan oleh guru dan siswa dalam berbagai peristiwa pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sedangkan pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan merupakan terjamahan dari kata “management”. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sedangkan Drs. Winarno Hamiseno mengemukakan pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sehingga pengelolaan menghasilkan sesuatu, dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dengan demikian pengelolaan dapat diartikan bahwa kemampuan atau keterampilan seseorang dalam melakukan tindakan-tindakan melalui proses kegiatan-kegiatan orang lain dalam rangka meraih suatu pencapaian hasil yang dapat berfungsi sebagai sumber penyempurnaan dan peningkatan keterampilan selanjutnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dalam hal ini tidak terkait pengertian ruangan kelas.Pandangan beliau dalam pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, meskipun peristiwa itu terjadi di ditempat lain, dimana siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari fasilitator yang sama. Untuk memahami tentang pengelolaan kelas secara mendalam maka akan dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli diantaranya:
a. Hadari Nawawi
Kegiatan manajemen atau pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
b. Syaiful Bahri Djamarah
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mangajar.17
c. Burhanuddin
Pengelolaan kelas merupakan proses upaya yang dilakukan guru untukmen ciptakan dan memelihara kondisi yang kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dari beberapa pengertian strategi dan pengelolalaan kelas, maka strategi pengelolaan kelas dapat didefinisikan "pola siasat, tehnik, atau langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas tetap kondusif, agar siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
2. Masalah Pengelolaan Kelas
a. Pada aspek fisik
Bentuk pelanggaran disiplin yang bersifat individual, yaitu:
1) Tingkah laku menarik perhatian
Siswa mencari kesempatan pada waktu yang tepat untuk melakukan perbuatan yang dianggapnya dapat menarik perhatian orang lain. Sehingga diberi bantuan ekstra.
2) Tingkah laku mencari kekuasaan Siswa berperilaku yang dapat menguasai orang lain seperti mendebat, marah, dan selalu lupa pada peraturan kelas yang disepakati sebelumnya.
3) Tingkah laku membalas dendam Siswa yang berperilaku seperti ini biasanya merasa lebih kuat, misalnya mengancam, menendang, dan sebagainya.
4) Peragaan ketidakmampuan. Siswa biasanya sangat apatis terhadap pekerjaan apapun.
b. Masalah pada aspek non fisik
Masalah kelompok dalam pengelolaan kelas menurut Lois V. Johnson dan Marry A. Bany adalah:20
1) Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya.
2) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya mengejek kelas yang dalam pengajaran Seni Suara menyanyi dengan suara sumbang
3) “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
4) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
5) Semangat kerja rendah. Misalnya aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
6) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain. Masalah pengelolaan kelas aspek fisik biasanya cenderung tidak
menjadi sesuatu berkepanjangan. Tetapi aspek nonfisik seringkali menjadi masalah serius. Namun masalah tersebut tetap harus ditangani secara baik. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Selain itu hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.21
3. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman N. adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa.
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah:
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu,
artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
Dari pengertian diatas dikemukakan bahwa pengelolaan kelas berkaitan erat dengan pengaturan kelas dan tujuan pembelajaran. Hal ini merupakan tugas guru untuk menciptakan suasana yang dapat menimbulkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan mutu pembelajaran dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan terhadap siswa dalam belajar, sehingga diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Sedangkan fungsi pengelolaan kelas adalah proses membuat perubahan-perubahan dalam organisasi kelas, sehingga individu-individu mau bekerja sama dan mengembangan kontrol mereka sendiri. Siswa harus mampu memimpin kelasnya sendiri sebagai kontrol dalam belajar mereka. Kerja sama dalam kelas akan tampak dengan adanya kekompakan untuk semangat belajar.
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Secara umum factor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan, yaitu: factor intern siswa dan factor ekstern siswa. Factor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku siswa. Sedangkan factor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dan sebagainya.
Oleh karena itu, untuk memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, perlu dikuasai oleh guru prinsip-prinsip pengelolaan kelas, yang meliputi:
a. Hangat dan Antusias
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yangmenyimpang, selanjutnya akan menambah menarik parrhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar peserta didik
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yangmenyimpang, selanjutnya akan menambah menarik parrhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar peserta didik
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Kevariasian dalam penggunaannya merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan gangguan anak didk serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Penekanan yang dilakukan guru tarhadap tingkahlaku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan positif, dn kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
f. Penanaman disiplin diri
Anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu, guru selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Keakraban guru, pola interaksi, cara kerja yang menantang, kevariasian dalam pembelajaran, keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya, penekanan guru tarhadap tingkah laku siswa yang positif, dan keteladanan guru merupakan modal awal dalam penanaman disiplin diri pada siswa yang dapat mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang, dan menambah menarik perhatian anak didik, Prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini merupakan konsep-konsep yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.
5. Macam-Macam Pengelolaan Kelas
Sistem pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran dimasa kini dan masa akan datang semakin kompleks. Kompleksitas itu menghendaki guru-guru perlu memiliki suatu wawasan tentang bagaimana mengelola kelas-kelasnya secara lebih efektif. Guru dalam memainkan perannya dan tugasnya mempunyai responsibilitas untuk menyelenggarakan program-program instruksional (pengajaran dan pembelajaran) dan menciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan guna memungkinkan setiap siswa mengembangkan potensi-potensinya secara maksimal
Kelas yang diorganisasi dengan baik dan dikelola secara efektif dan efisien merupakan fundasi esensial bagi terselenggaranya suatu program instruksional yang baik dan terciptanya suatu iklim saling merespek dan memperdulikan antara siswa dan guru. Oleh karena itu dapat diidentifikasi dengan 5 kunci sebagai komponen yang penting dalam sebuah kelas yang dikelola dengan baik, yaitu:
a. Kegiatan Administrasi Manajemen
Kegiatan administrasi pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Sebuah kelas sebagai suatu unit kerja yang di dalamnya bekerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam mengelola suatu kelas, guru atau wali kelas melakukan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, komunikasi, dan control.
1) Perencanaan kelas
Program umum berupa kurikulum sebagai program umum harus
Program umum berupa kurikulum sebagai program umum harus
diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa program harian.27
2) Pengorganisasian kelas
Program kelas sebagai rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan
Program kelas sebagai rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan
harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat dilaksanakan dan diwujudkan. Aspek terpenting dalam pengorganisasian ini adalah usaha dalam menempatkan personal yang tepat pada tempat yang tepat, dengan memperhatikan kemampuannya, tingkat pendidikannya, masa kerja dan pengalamannya dan lain-lain.28 Kemudian melengkapinya dengan alat-alat yang memugkinkan personal tersebut melaksanakan tugas-tugasnya
3) Pengarahan
Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan
dilaksanakan, yang mana kegiatan ini harus diusahakan untuk tidak menyimpang dari rencana atau program yang telah disusun. Untuk itu diperlukan instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk bahkan bimbingan-bimbingan agar kegiatan tidak menyimpang dari rel yang seharusnya.
4) Koordinasi kelas
Koordinasi kelas merupakan kegiatan membawa personal,
Koordinasi kelas merupakan kegiatan membawa personal,
material, semua fasilitas, teknik-teknik dan tujuan kedalam suatu hubungan kerja yang harmonis dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Koordinasi kelas dapat diwujudkan dengan menciptakan kerja sama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peran masing-masing. Setiap personal menyampaikan saran, pendapat, dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja orang lain
5) Komunikasi kelas
Komunikasi disalurkan berupa kesediaan menyampaikan
Komunikasi disalurkan berupa kesediaan menyampaikan
keterangan dan penjelasan yang diperlukan oleh pihak lain sebagai anggota kelas untuk mewujudkan program kelas. Komunikasi antar personal di kelas dapat berlangsung secara formal di dalam rapat atau diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan di dalam dan di luar kelas/sekolah.
6) Kontrol kelas
Kontrol dihubungkan dengan program yang disusun, dengan maksud menilai apakah tujuan telah dicapai atau sampai dimana tujuan telah diwujudkan. Bentuk konkrit kontrol berupa realisasi jadwal pelajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi setiap personal dalam program kelas. Melalui kontrol dapat diperoleh data tentang keberhasilan dan ketidaberhasilan setiap kegiatan.31
b. Kegiatan Operatif Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen administrasi kelas harus ditunjang dengan kegiatan manajemen operatif agar seluruh program berlangsung efektif bagi pencapaian tujuan dan keberhasilan belajar. kegiatan ini meliputi: 1) Tata usaha kelas
Tercakup seluruh kegiatan manajemen administratif kelas dan manajemen operatif sebagai kegiatan yang berangkai dan dikendalikan agar seluruhnya tertuju pada tujuan yang sama. Kegiatan tata usaha dapat berupa menghimpun dan mencatat data murid diantaranya nama, tempat dan tanggal lahir, data kesehatan dan nilai hasil belajar, hubungan sosial, mencatat atau membuat buku inventaris kelas, membuat jadwal pelajaran, mengirim laporan kelas. Untuk itu dibutuhkan berbagai sarana penunjang seperti buku stambuk, buku laporan pendidikan, dan lain-lain, yang menyangkut aspek perbekalan dalam kegiatan manajemen operatif.
2) Perbekalan kelas
Perbekalan kelas merupakan alat bantu yang memungkinkan program kelas berlangsung secara efekif. Perbekalan kelas dapat berupa: papan tulis, dan berbagai alat peraga, raport, meja kursi guru dan murid..
3) Kegiatan keuangan kelas
Pengadaan, pemeliharaan perbekalan kelas, dan pelaksanaan beberapa program kelas mengharuskan tersedianya sejumlah dana. Dana dari murid untuk melakukan kegiatan kelas, pengelolaannya dilakukan oleh murid sendiri dengan pengawasan atau dilakukan oleh guru dan wali kelas. Sedangkan dana yang bersumber dari sekolah untuk kepentingan kelas dibawah bimbingan guru dan kepala sekolah.
4) Pembinaan personal kelas
Pengelolaan personal yang terdiri dari siswa-siswa. Kegiatan ini berkenaan dengan aspek penempatan murid, yaitu; tempat duduk murid, besar kecilnya badan, kesehatan mata dan pendengaran murid serta jenis kelamin dan persahabatan antar murid, pengelompokan dalam kelompok belajar dengan memperhatikan aspek intelegensi, bakat dan minat.
5) Hubungan masyarakat di lingkungan sekolah
Hubungan masyarakat diciptakan secara intern dan ekstern. Secara intern menyangkut usaha memberikan informasi dan penjelasan pada murid di kelas lain atau pada guru-guru yang tidak bertugas di kelas tersebut, agar memahami program yang hendak direalisir di suatu kelas.Sedangkan yang ekstern dapat dilakukan dengan orang tua/wali murid, dengan memberikan informasi atau penjelasan tentang program kelas 6) Kepemimpin wali/guru kelas
Kepemimpinan diartikan sebagai mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Guru kelas harus melakukan usaha menggerakkan, memotivasi, menyatukan pikiran dan tingkah laku para siswa dan guru terarah pada tujuan yang terdapat dalam program kelas.
c. Penataaan Ruang Kelas
Tindakan guru dalam mengatur peralatan belajar, lingkungan belajar, dan lingkungan sosio-emosional merupakan suatu hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Menciptakan suasana yang menggairahkan dan mengaktifkan siswa perlu memperhatikan pengaturan ruang kelas. Pengaturan ini perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Aksessibilitas: siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar
- Mobilitas: siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas
- Interaksi: memudahkan terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa
- Variasi kerja siswa: memungkunkan siswa bekerja sama secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
0 komentar
Posting Komentar