Sabtu, 01 Oktober 2016

SEJARAH DAULAH BANI SALJUK

BAB I: PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan daulah Bani Saljuk  dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah ; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali) Kesultanan saljuk raya (salajiqah al-Kubra/Saljuk agung).          
Jatuhnya kekuasaan Bani Buwaih ke tangan Saljuk Ibn Tuqaq bermula dari perebutan kekuasaan di dalam negeri. Ketika Al-Malik Al- Rahimmemegang jabatan Amir Al-Umara, kekuasaan itu

dirampas oleh panglimanya sendiri, Arselan Al-Basasiri. Dengan kekuasaan yang ada di tangannya, Al-Basasiri berbuat sewenang-wenang terhadapap Al-Malik Al-Rahim dan Khalifah Al-Qaimdari Bani Abbas; bahkan dia mengundang khalifah Fathimiyah, (al-Mustanshir) untuk menguasai Baghdad.
Hal ini mendorong khalifah meminta bantuan kepada Tughril Bek Rahimahullahdari daulah Bani Saljuk yang berpangkalan di negeri Jabal. Pada tanggal 18 Desember 1055 M/447 H  pimpinan Saljuk itu memasuki Baghdad. Al-Malik Al-Rahim, Amir al-Umara Bani Buwaih yang terakhir, dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Bani Buwaih dan bermulalah kekuasaan Daulah Saljuk. Pergantian kekuasaan ini juga menandakan awal periode keempat khilafah Abbasiyah.
B.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan memberikan deskripsi menyangkut isi makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana awal terbentuknya Bani Saljuk?
2.      Bagaimana Kesultanan Bani Saljuk?
3.      Bagaimana masa kejayaan Bani Saljuk?
4.      Apa penyebab mundurnya kesultanan Bani saljuk?


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan awal terbentuknya Bani Saljuk
2.      Menjelaskan Kesultanan Bani Saljuk
3.      Menjelaskan masa kejayaan Bani Saljuk
4.      Menjelaskan penyebab kemunduran Bani saljuk

Makalah ini disusun dengan metode studi pustaka.

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan statistika penulisan. Bab kedua berisi pembahasan dan bab ketiga yaitu penutup.



Bani Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku Ghuz di wilayah Turkistan. Pada abad kedua, ketiga, dan keempat Hijrah mereka pergi ke arah barat menuju Transoxiana dan Khurasan. Ketika itu mereka belum bersatu. Mereka dipersatukan oleh Saljuk ibn Tuqaq. Karena itu, mereka disebut orang-orang Saljuk. Pada mulanya Saljuk ibn Tuqaq Rahimahullahmengabdi kepada Bequ, raja daerah Turkoman yang meliputi wilayah sekitar laut Arab dan laut Kaspia. Saljuk Rahimahullah diangkat sebagai pemimpin tentara. Pengaruh Saljuk Rahimahullahsangat besar sehingga Raja Bequ khawatir kedudukannya terancam. Raja Bequ bermaksud menyingkirkan Saljuk.
Namun sebelum rencana itu terlaksana, Saljuk Rahimahullah mengetahuinya. Ia tidak mengambil sikap melawan atau memberontak, tetapi bersama pengikutnya ia bermigrasi ke daerah LAND, atau disebut juga Wama Wara'a al-Nahar, sebuah daerah muslim di wilayah Transoxiana (antara sungai Ummu Driya dan Syrdarya atau Sihun). Mereka mendiami daerah ini atas izin penguasa daulah Samaniyah yang menguasai daerah tersebut. Mereka masuk Islam dengan manhaj Sunni Salafy. Ketika daulah Samaniyahdikalahkan oleh daulah Ghaznawiyah, Saljuk Rahimahullah menyatakan memerdekakan diri. Ia berhasil menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh daulah Samaniyah. Setelah Saljuk Rahimahullahmeninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Israil Ibn Saljuk dan kemudian penggantinya Mikail Ibn Israil Ibn Saljuk, namun sayang saudaranya dapat ditangkap oleh penguasa Ghaznawiyah. ¹


Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh Thugril Bek Rahimahullah. Pemimpin Saljuk terakhir ini berhasil mengalahkan Mas'ud al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiyah, pada tahun 429 H/1036 M, dan memaksanya meninggalkan daerah Khurasan. Setelah keberhasilan tersebut, Thugril memproklamasikan berdirinya daulah Saljuk. Pada tahun 432 H/1040 M daulah ini mendapat pengakuan dari khalifah Abbasiyah di Baghdad. Di saat kepemimpinan Thugril Bek inilah, dinasti Saljuk memasuki Baghdad menggantikan posisi Bani Buwaih. Sebelumnya, Thugril Rahimahullah berhasil merebut daerah-daerah Marwadan Naisabur dari kekuasaan Ghaznawiyah, Balkh, urjan, Tabaristan, Khawarizm, Rayy, dan Isfahan.
Posisi dan kedudukan khalifahlebih baik setelah dinasti Saljuk berkuasa; paling tidak kewibawaannya dalam bidang agama dikembalikan setelah beberapa lama "dirampas" orang-orang Syi'ah. Meskipun Baghdaddapat dikuasai, namun ia tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Thugrul Bek Rahimahullahmemilih kota Naisabur dan kemudian kota Rayy sebagai pusat pemerintahannya. Daulah-daulah kecil yang sebelumnya memisahkan diri, setelah ditaklukkan daulah Saljuk ini, kembali mengakui kedudukan Baghdad, bahkan mereka terus menjaga keutuhan dan keamanan Abbasiyahuntuk membendung faham Syi'ah dan mengembangkan manhaj Sunni Salafy yang dianut mereka.
Adapun kaum saljuk adalah satu persukuan bangsa Turki yang di zaman Sultan Mahmud Sabaktakin, setelah mereka memeluk Agama Islam, mereka diberi tanah tempat mereka tinggal yang baru, setelah mereka meninggalkan tanah tumpah darah mereka yang lama. Kabilah ini berasal dari suatu jurnai bangsa Turki yang bernama Gez, keturunan dari Saljuk ibn Taklak, asal turunnya dari Turkistan di bawah perintah Raja Turki yang bernama Bigu. Taklak adalah kepala suku, tempat anak cucunya meminta keputusan di dalam perkara – perkara yang sulit. Puteranya bernama Saljuk. Saljuk ini sangat dipercayai, oleh raja Turki itu sehingga dianggkat menjadi kepala perang. Tetapi permaisuri Raja Turki Bigu memberi nasehat kepada suaminya agar Saljuk lekas dibunuh, karena pengaruhnya nampak kian lama kian besar, takut kelak akan menyaingi baginda.
Munculnya Saljuk ke dalam panggung peristiwa di negeri – negeri wilayah Timur Arabia, memiliki dampak besar dalam perubahan konstalasi politik di wilayah itu, dimana telah terjadi peperangan yang hebat antara khilafah Abbasiyah yang Sunni di satu sisi dan khilafah Fatimiyah yang Syiah di sisi lain.
Pengaruh Syiah Buwaihi demikian kuat di Baghdad dan di kalangan istana khilafah Abbasiyah. Maka tatkala orang – orang saljuk mampu menghancurkan pemerintahan Buwaihi dari Baghdad dan Sultan Thugril Bek (pemimpin Saljuk) memasuki ibu kota khilafah dan diterima dengan hangat oleh khilafah Abbasiyah, al-Qaim Biamrillah. Khalifah mengalungkan tanda kehoramatan dan didudukkan di sampingnya. Di samping itu dia juga diberi gelar kehormatan. Di antaranya gelarnya ialah Sultan Rukn Al-Din Thugril Bek.
Thugril Bek dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang kokoh dan kecerdasan yang tinggi serta sosok pemberani. Disamping itu dia juga dikenal sebagai sosok yang religious, wara’, dan adil. Oleh sebab itu dia mendapat dukungan yang kuat dari rakyatnya. Dia telah mempersiapkan tentara yang kuat dan berusaha untuk menyatukan orang – orang Saljuk-Turki dalam sebuah pemerintahan yang kuat.


Sepeninggal Thugril Bek Rahimahullah (455 H/1063 M), daulah Saljuk  berturut-turut diperintah oleh :
1.      Alib Arselan Rahimahullah (455-465 H/1063-1072),
2.      Maliksyah (465-485 H/1072-1092),
3.      Mahmud al- Ghozi (485-487 H/1092-1094 M),
4.      Barkiyaruq (487 -498 H/1 094-1103),
5.      MalikSyah II (498 H/ 1103 M),
6.      Abu Syuja’ Muhammad (498-511 H/11 03-1117 M),dan
7.      Abu Haris Sanjar (511-522H/1117-1128 M).²

Pada masa Alib Arselan  Rahimahullahperluasan daerah yang sudah dimulai oleh Thugril Bek Rahimahullah dilanjutkan ke arah barat sampai pusat kebudayaan Romawi di Asia Kecil, yaitu Bizantium. Peristiwa penting dalam gerakan ekspansi ini adalah  yang dikenal dengan Peristiwa Manzikert.
Dengan dikuasainya Manzikert tahun 1071 M itu, terbukalah peluang baginya untuk melakukan gerakan Penturkian (Turkification) di Asia Kecil. Gerakan ini dimulai dengan mengangkat Sulaiman Ibn Qutlumish,keponakan Alib Arselan sebagai gubernur di daerah ini. Pada tahun 1077 M (470 H), didirikanlah kesultanan Saljuk Rumm dengan ibu kotanya Iconim. Sementara itu putera Arselan, Tutush Rahimahullah, berhasil mendirikan dinasti Saljuk di Syria pada tahun 1094 M/487 H. ³
Pada masa Sulthan Maliksyah wilayah kekuasaan Daulah Saljuk ini sangat luas, membentang dari Kashgor, sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke Yerussalem. Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian:
1.                       Saljuk Besar yang menguasai Khurasan, Rayy, Jabal,Irak, Persia, dan Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang memerintah seluruhnya delapan orang.
2.                       Saljuk Kirman berada di bawah kekuasaan keluarga Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Saljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.
3.                       Saljuk Irak dan Kurdistan, pemimpin pertamanya adalah Mughris al-Din mahmud. Saljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan syekh.

²http://www.armhando.com/2012/02/makalah-sejarah dan        kebudayaan-islam.html
³http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Seljuk_Raya
4.                        Saljuk syiri’a diperintahkan oleh keluarga Tutush ibn Alp Arselan ibn Daud ibn Mikail ibn saljuk, jumlah syekh yang memerintah lima orang.
5.                       Saljuk Rumm diperintahkan  oleh keluarga Qutlumish ibn Israil ibn Saljuk dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang.⁴

Disamping membagi wilayah menjadi lima, dipimpin oleh gubernur yang bergelar Syeikh atau Malik itu, penguasa Bani Saljuk juga mengembalikan jabatan perdana menteri yang sebelumnya dihapus oleh penguasa Bani Buwaih. Jabatan ini membawahi beberapa departemen.Pada masa Alib Arselan Rahimahullah, ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Maliksyah yang dibantu oleh perdana menterinya Nizham al-Mulk. Perdana menteri ini memprakarsai berdirinya Universitas Nizhamiyah (1065 M) dan Madrasah Hanafiyah di Baghdad. Hampir di setiap kota di Irak dan Khurasan didirikan cabang Nizhamiyah. Menurut Philip K. Hitti, Universitas Nizhamiyah inilah yang menjadi model bagi segala perguruan tinggi di kemudian hari.
Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak ilmuwan muslim pada masanya. Diantara mereka adalah az-Zamakhsyari dalam bidang tafsir, bahasa, dan teologi; al-Qusyairy dalam bidang tafsir; Abu Hamid al-Ghazali Rahimahullahdalam bidang teologi; dan Farid al-Din al-'Aththar dan Umar Khayam dalam bidang sastra.Bukan hanya pembangunan mental spiritual, dalam pembangunan fisik pun dinasti Saljuk banyak meninggalkan jasa. Maliksyah terkenal dengan usaha pembangunan di bidang yang terakhir ini. Banyak masjid, jembatan, irigasi dan jalan raya dibangunnya.

⁴http://globalkhilafah.blogspot.com/2011/10/sejarah-pada-zaman-dinasti-seljuk.html

Setelah Sultan Maliksyah dan perdana menteri Nizham al-Mulk wafat Saljuk Besar mulai mengalami masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan diantara anggota keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat. Konflik-konflik dan peperangan antar anggota keluarga melemahkan mereka sendiri. Sementara itu, beberapa dinasti kecil memerdekakan diri, seperti Syahat Khawarizm, Ghuz, dan al-Ghuriyah. Pada sisi yang lain, sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negeri Irak. Kekuasaan dinasti Saljuk di Irak berakhir di tangan Khawarizm Syah pada tahun 590 H/l199 M. ( Wallahul Musta’an ).


Dinasti Saljuk mencapai puncak kejayaannya ketika menguasai negeri-negeri di kawasan Timur Tengah seperti Irak, Persia, Suriah serta Kirman. Sebagai negara yang sangat kuat, Dinasti, Pada tahun 1055 M, Kerajaan Saljuk sudah mampu menembus kekuasaan Dinasti Abbasiyah, dan Dinasti Fathimiyya .
Kehadirannya seakan menjadi penerang bagi rakyatnya. Meski berasal dari salah satu suku di Turki, para penguasa Saljuk sangat menghargai perbedaan ras, agama, dan jender.
Di bawah bendera Saljuk, umat Islam dapat hidup dalam kedamaian, keadilan serta kemakmuran. Pada era dinasti ini aktivitas keagamaan berkembang dengan pesat.
Kesultanan Saljuk telah ikut membangkitkan semangat ilmiyah di wilayah yang menjadi kekuasaannya. Mereka juga telah mampu menyebarkan rasa aman diwilayah itu.



Mereka mampu menghadang gerakan salibisme yang di pimpin Imperium Byzantium,sebagaimana mereka juga telah berusaha untuk menghadang gelombang sebuah Mongolia. Mereka mampu mengangkat tinggi-tinggi panji-panji Madzhab Sunni di wilayah wilayah kekuasaanya. 5
Dinasti Saljuk juga memiliki kemajuan yang sangat pesat dalam Bidang Arsitektur. Diantaranya:
1.                        Caravanserai Saljuk
Penguasa Dinasti Saljuk begitu banyak membangun caravanserai atau tempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. Caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma (gratis).
2.                        Masjid Saljuk
Inovasi para Arsitektur Dinasti Saljuk yang lainnya tampak pada bangunan masjidnya. Masjid Saljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan masjid ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah kubah, berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Saljuk ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperti caravanserai dan madrasah.
3.                        Menara Saljuk
Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibanguan Dinasti Saljuk secara subtansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjid Saljuk mengadopsi menara silinder sebagai ganti menara berbentuk segi empat.

5Dedi Supriayadi, Sejarah Peradaban Islam:Pustakan Setia, Bandung;2008. H.139.


4.                        Madrasah Saljuk
Menurut Van Berchem, para arsitektur di era Dinasti Saljuk mulai mengembangkan bentuk, fungsi dan karakter masjid. Bangunan masjid diperluas menjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama muncul di Khurasan pada awal abad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk menerima murid.Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi oleh penguasa Saljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan publik. Sang emir terinspirasi oleh penguasa Ghaznawiyyah dari Persia. Di Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizham Al-Mulkterdapat di Baghdad pada tahun 1067 M.
5.                        Makam Saljuk
Pada era kejayaan Dinasti Saljuk pembangunan makam mulai dikembangkan. Model bangunan makam Saljuk merupakan pengembangan dari tugu yang dibangun untuk menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M. Namun, bangunan makam yang dikembangkan para arsitek Saljuk mengambil dimensi baru. Bangunan makam yang megah dibangun pada era Saljuk tak hanya ditujukan untuk menghormati para penguasa yang sudah meninggal. Namun, para ulama dan sarjana atau ilmuwan terkemuka pun mendapatkan tempat yang sama. Tak heran, bila makam penguasa dan ilmuwan terkemuka di era Saljuk hingga kini masih berdiri kokoh. Bangunan makam Saljuk menampilkan beragam bentuk termasuk oktagonal (persegi delapan), berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah (terutama di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut (terutama di Anatolia). Bangunan makam biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal tokoh atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah. ⁶


Faktor – fator itu antara lain:
1.                      Perselisihan yang terjadi di dalam keluarga Saljuk antara saudara mereka, paman, keponakan dan cucu.
2.                       Masuknya pengaruh kaum wanita dalam pemerintahan.
3.                      Dimunculkan api fitnah oleh para pejabat dan menteri.
4.                      Ketidak mampuan pemerintahan Saljuk dalam menyatukan wilayah Syam, Mesir, dan Irak.
5.                      Terjadinya friksi di dalam kekuasaan Saljuk sehingga menimbulkan bentrokan militer yang terus menerus. Inilah yang menghancurkan kekuatan Saljuk hingga dia harus kehilangan kesultanannya di Irak.
6.                      Konspirasi orang – orang aliran Bathiniyah terhadap kesultanan Saljuk yang mereka lakukan dengan cara membunuh dan menghabisi para sultan dan pemimpin – pemimpin mereka.
7.                      Perang Salib yang datang dari belakang samudera serta pertempuran kesultanan Saljuk dengan pasukan Barbarik yang berasal dari Eropa. 7




http://tataruangislam.blogspot.com/2011/01/arsitektur-dinasti-seljuk.html
7 http://www.scribd.com/doc/77538352/Dnsty-Buwhi-n-Saljuk

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan

  1. Dinasti Saljuk berasal dari beberapa kabilah kecil rumpun suku ghuz di wilayah Turkistan.
  2. Dinasti Saljuk menguasai Bagdad setelah memenangkan pertempuran antara Tugril Beck dengan pasukan Arselan al-Basasiri.
  3. Dinasti Saljuk tercatat sebagai Dinasti yang sukses dalam membangun masyarakat al: memperluas Masjidil Haram dan Masjid al-Nabawi.
  4. Kemunduran Dinasti Saljuk dilanda konflik internal.
  5. Faktor-faktor yang menyebabkan kehancuran atau kemunduran Bagdad:
a.       Faktor Internal
1.      Perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan.
2.      Munculnya Dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri
3.      Kemerosotan perekonomian
4.      Munculnya Aliran-aliran sesat dan fanatisme keagamaan
b.      Faktor Eksternal
1.      Perang Salib
2.      Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah.

B.   Saran

Tak lepas diri dari khilaf, karena memang manusia tempatnya khilaf dan kesalahan. Kepada pembaca memaafkan dan dimaafkan merupakan dua bendera alur hidup yang tidak bisa terpisahkan. Hal ini dapat di implementasikan tidak hanya dalam penulisan makalah ini,,tapi juga dalam refleksi kehidupan menyangkut pembahasan makalah ini.

Daftar Pustaka



http://www.armhando.com/2012/02/makalah-sejarah dan        kebudayaan-islam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Seljuk_Raya
http://globalkhilafah.blogspot.com/2011/10/sejarah-pada-zaman-dinasti-seljuk.html
http://tataruangislam.blogspot.com/2011/01/arsitektur-dinasti-seljuk.html
http://www.scribd.com/doc/77538352/Dnsty-Buwhi-n-Saljuk
Supriayadi Dedi, Sejarah Peradaban Islam:Pustakan Setia, Bandung;2008. H.139.



untuk koleksi tesis silahkan kunjungi :http://anchabinbarani.blogspot.com/

0 komentar

Posting Komentar