Selasa, 06 September 2016

KEPEMIMPINANAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”;  “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.

     Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu.
B.            RUMUSAN MASALAH
   Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
1.      Tipe tradisional
2.      Tipe rasional
3.      Tipe dominan
4.      Tipe persuasive
5.      Tipe konstitusional
BAB II
PEMBAHASAN
     A.    TIPE  TRADISIONAL
 Max Weber membuat klasifikasi mengenai kekuasan atas dasar tuntunan keabsahannya. Dia membedakannya dalam tiga jenis kekuasaan yaitu; kekuasaan tradisional, kekuasaan rasional dan kekuasaan karismatik. Atmaja dalam Prijono dan Yumiko (1983: 107) menyebutkan bahwa  system tradisional biasannya mengandung unsure-unsur sebagai berikut : adanya alam pikiran yang magis animistis, adanya ikatan individu yang masih kuat, adanya rupa-rupa larangan dan rupa-rupa kewajiban yang membawa konsekuensi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana di kemukakan oleh Miftah Toha (2001:1) bahwa seseorang pemimpin apapun wujudnya, di manapun letaknya akan selalu  Mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Pemimpin lebih banyak bekerja dibandingkan berbicara, lebih banyak memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupannya, dibandingkan berbicara besar tanpa bukti dan lebih banyak berorientasi pada bawahan dan kepentingan umum dibandingkan kepentingan sendiri.[1]

  Kartini kartono (2001: 9-10) mengemukakan bahwa tradisional dapat berpengaruh positif atau negative dalam peranan sosialnya ditengah masyarakat. Status social itu pada umumnya dicapai karenafaktor keturunan, kekayaan, taraf pendidikan, pengalaman hidup, karismatik, maupun jasa-jasa pada masyarakat.
Pemimpin tradisional memiliki cirri-ciri tidak memiliki penunjukan formal egitimasi sebagai pemimpin, masyarakat menunjuk dan mengikutinya sebagai pemimpinnya, tidak mendapat dukungan dari organisasi formal, tidak dimutasikan atau promosi atau tidak mempunyai atasan dan apabila melakukan kesalahan tidak dapat dihukum.
 Tipe kepemimpinan tradisional, didasarkan pada kepercayaan kepercayaan yang telah mapan terhadap kesucian tradisi yang ada dan legitimasi atas status wewenang di bawah otoritas tradisional. Seorang pemimpin memperoleh jabatan kepemimpinan itu karena faktor keturunan atau warisan. Tipe kepemimpinan tradisional dapat dimiliki oleh seseorang atau kelompok.
Kepemimpinan rasional atau legal adalah kepemimpinan yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku di masyarakat. Sistem hukum ini dipahamkan sebagai kaedah-kaedah yang telah Economic diakui serta ditaati oleh masyarakat dan bahkan telah diperkuat oleh negara (undang-undang).[2]

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

     B.     TIPE RASIONAL 
Rasional adalah tipe kepemimpinan yang mengedepankan akal pikirin (rasio). Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir.
Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
Contoh kepemimpinan  Nabi Zakariya dalam berpikir mengantarkannya menjadi sosok pemimpin yang objektif. Dikatakan sebagai seorang yang rasionalis karena Nabi Zakariya selalu memandang sesuatu melalui sebab akibat. Sedangkan sifat objektifitasnya dapat pula ditandai dengan pengakuan bahwa dirinya yang sudah tua plus kemandulan isterinya untuk mendapatkan anak. Nabi Zakariya meskipun sudah terlalu dekat dengan Allah namun tetap saja menggunakan akal rasionalnya dalam membaca sesuatu. Ketika Allah memberitahukan kepadanya akan mendapat seorang anak namun akal rasionalnya tetap saja berfungsi. Hal ini terbaca dari pengakuannya bahwa umurnya sudah sangat tua dan isterinyapun dalam keadaan mandul.
Urgensi pemimpin memiliki pikiran yang rasional berdampak kepada penegakan supremasi hukum. Dalam kasus kejadian bencana, hendaknya para pemimpin tidak cepat-cepat mengembalikannya kepada kekuasaan Allah akan tetapi harus memikirkannya secara rasional[3].
      C.    TIPE DOMINAN
       Tipe kepeminpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dari paksaan yang mutlak hrus dipatuhi dan pimpinanya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada one man show.[4]
    Seorang pemimpin dominan adalah seorang yang egois. Egoismenya akan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya, pemimpin dominan melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin dominan cenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya.[5]
     D.    TIPE PERSUASIVE
   Tipe Persuasif adalah menggerakan bawahanya dengan cara menyakinkan orang. Kepemimpinan merupakan ‘suatu usaha mempengaruhi orang, antar perorangan (interpersonal), lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa. Hal ini menunjukkan bahwa pola mempengaruhi orang lain, bagaimana komunikasi kepemimpinan dengan orang lain menjadi tolok ukur kepemimpinannya.
Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya., melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan seni mempengaruhi ( persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang tepat dan melakukan hal yang tepat.[6]
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran, tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapa aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan tidak membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
      E.     TIPE KONSTITUSIONAL
 “Karakter kepemimpinan KONSTITUSIONAL”. Yakni suatu karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona. Suatu karakter kepemimpinan yang memiliki daya dorong bangkitnya inspirasi membentuk kerangka kerja endidikan  yang memahami bahwa undang-undang harus jelas dan cukup spesifik untuk membantu terciptanya bentuk masyarakat yang ideal.[7]

BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
            Berdasarkan pembahasan di atas yang menjadi kesimpulan adalah ada beberapa tipe kepemimpinan :
1.                  Tipe Tradisional. Kepemimpinan tradisional, didasarkan pada kepercayaan kepercayaan yang telah mapan terhadap kesucian tradisi yang ada dan legitimasi atas status wewenang di bawah otoritas tradisional.
2.                  Tipe Rasional. Rasional adalah tipe kepemimpinan yang mengedepankan akal pikirin (rasio). Semakin tinggi kedudukan kepemimpinan seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir.
3.                  Tipe Dominan. Tipe kepeminpinan ini mendasarkan diri pada kekuasaan dari paksaan yang mutlak hrus dipatuhi dan pimpinanya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada one man show.
4.                  Tipe Persuasive. Tipe kepemimpinan yang dapat mempengaruhi orang lain ( persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang tepat dan melakukan hal yang tepat.
5.                  Tipe Kontitusional ; kepemimpinan Konstitusional. yakni suatu karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona.

DAFTAR PUSTAKA
Achyar Zein, Achyar. Aktualisasi, ciri-ciri dan Keunggulan seorang pemimpin. Tarbiyah IAIN SU dan Pengurus el-Misyka Circle.

Massofa. Teori kepemimpinan di akses: : http://www. Massofa Wordpress.com/2008/08/05/teori-kepemimpinan.

Max weber, The Theory Of Social Organization, Terj. A.M. Handerson Dan Talcott Parson. New York : the Free Press, 1964

Rahman, abdul . Karakter  Kepemimpinan Nasional ( Seri : Pendidikan Politik Rakyat ), http://artikel.total.or.id

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar .Jakarta: UI Press. 1981
Thoha, Miftah. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003

Zaliluddin, Dadan.  Tipe kepemimpinan di akses: : http://www. UniversitasMajalengkang. blogspot.com/2008/07tipe-tipe-kepemimpinan.




[1]  Miftah Toha. Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) h.1
[2]Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: UI Press, Cet. VII, 1981), hlm.
173 – 174.
[3]Achyar Zein,. Aktualisasi, ciri-ciri dan Keunggulan seorang pemimpin. Tarbiyah IAIN SU dan Pengurus el-Misyka Circle.

[4] Dadan Zaliluddin Tipe kepemimpinan di akses: : http://www. UniversitasMajalengkang. blogspot.com/2008/07tipe-tipe-kepemimpinan.

[5]Massofa. Teori kepemimpinan di akses: : http://www. Massofa Wordpress.com/2008/08/05/teori-kepemimpinan.
[6] Massofa. Teori kepemimpinan di akses: : http://www. Massofa Wordpress.com/2008/08/05/teori-kepemimpinan.

[7]Abdul Rahman Kadir . Karakter  Kepemimpinan Nasional( Seri : Pendidikan Politik Rakyat )

0 komentar

Posting Komentar