BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama[1] . Jadi disini keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting seorang pemimpin yaitu guru. Keberhasilan seorang guru tergantung kemampuan untuk untuk bekerja dengan siswa-siswa yang dipimpinnya, mengarahkan, menuntun, menerima saran-saran yang nantinya akan mendapatkan informasi dengan baik dan bersifat informatif.
Kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuannya.
Definisi tentang pendidikan adalah :
1. Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup.
2. Proses dimana orang dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka mengalami perkembangan kemampuansosial dan individu yang optimal. [2] Dari definisi di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
1. Ketrampilan membuat konsep
2. Ketrampilan memimpin
3. Keterampilan Manusiawi (Human Skills)
4. Ketrampilan menjalin kerjasama
BAB II
PEMBAHASAN
I. Ketrampilan-Ketrampilan dalam Kepemimpinan
Ketrampilan-ketrampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin menurut Katz (1979:25) dalam Burhanuddin (1994; 91-92) dikelompokkan menjadi tiga :[3]
A. Ketrampilan membuat konsep (conceptual skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah. Ketrampilan konseptual mencerminkan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Kemampuan analisis.
b. Berfikir secara rasional.
c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
d. Kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah.
e. Mampu untuk mengemukakan analisis berbagai kejadian serta memahami berbagai macam kecenderungan.
f. Mampu mengantisipasikan perintah.
g. Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem-problem potensial.
B. Ketrampilan Teknis (Techincal skills)
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode dan tehnik-tehnik tertentu dalam menyelesaikan suatu tugas secara spesifik. Dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas seorang guru dituntut supaya bisa menggunakan metode dan tehnik sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar siswa yang didukung dengan sarana ataupun komponen-kompenen belajar yang lain.
Metode dan tehnik adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode dan tehnik makin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satu metode dan tehnik pun yang dikatakan paling baik/ dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaiannya. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dan tehnik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai.
Penerapan suatu metode dan tehnik pengajaran harus memiliki : Tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam memilih metode dan tehnik belajar mengajar, bahan pelajaran menjadi acuan untuk menerapkan sesuatu jenis metode. Bahan itu mengandung unsure emosi, memerlukan pengamatan, memerlukan gerakan/ketrampilan tertentu, mengandung materi hafalan dan sebagainya, kemampuan guru, metode dan tehnik yang digunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul olehnya.
Petunjuk Teknis Memimpin Organisasi
1. Mengetahui potensi dan kemampuan orang yang dipimpin
2. Mampu memanfaatkan potensi bawahannya
3. Membuat struktur menurut kebutuhan dan potensi orang yang dipimpin (Struktur kepengurusan)
4. Membuat uraian kerja (job deskripsi) yang jelas agar tidak tumpang tindih
5. Membuat aturan-aturan organisasi (AD-ART)
6. Menetapkan visi, misi dan program kerja sebagai penjabaran visi dan misi
7. Memberikan arahan dan menyiapkan fasilitas untuk bekerja
8. Melakukan mutaba’ah (controlling ) secara langsung atau tidak langsung dengan meminta laporan pelaksanaan program
9. Mengadakan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program
10. Memberikan penghargaan, teguran dan solusi
11. Memberikan motivasi dan sarana untuk maju dan meningkat
12. Biasakan: Bermusyawarah dan koordinasi dan mencatat ide-ide dan hal-hal penting lainnya.[4]
Menurut Jamal [5]mengemukakan bahwa ketrampilan memimpin bagi pemimpin yakni Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal:
1 Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf
2 Mampu mengkoordinasi guru dan staf dalam merealisasikan keseluruhan rencana untuk menggapai visi, mengembangkan misi, menggapai tujuan dan sasaran sekolah.
3 Mampu memimpin rapat dalam guru-guru, orang tua siswa dan komite sekolah.
4 Mampu mengambil keputusan dengan mengunakan strategis yang tepat
C. Ketrampilan Manusiawi (Human skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam bekerja dengan dan melalui orang lain secara efektif, dan untuk membina kerja sama. Letak kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, yakni sejauh mana ia mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan yang menyangkut kemanusiaan. Jadi ketrampilan ini mencerminkan aspek-aspek :
a. Pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama.
b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa mereka berkata dan melakukan pekerjaan.
c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
d. Kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan kooperatif, praktis dan diplomatis.
Dari pembahasan di atas tentang ketrampilan-ketrampilan dalam kepemimpinan maka penulis mengambil kesimpulan yang akan dijadikan indikator adalah: kemampuan menggunakan metode dan tehnik, kemampuan bekerja dan bekerjasama dengan orang lain dan kemampuan menganalisa dan memecahkan masalah.
D. Keterampilan Menjalin Kerja Sama
Menurut Sanaky dalam keterampilan memimpin, mengemukakan bahwa keterampilan menjalin kerjasam.[6] Suatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang terasa sangat berat, namun jika dikerjakan secara bersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah dan cepat selesai. Hal ini dimungkinkan karena ada enerji yang digabung dan akan menghasilkan hasil yang lebih baik.[7]Rivai (2005) mengatakan sinergi merupakan interaksi antara dua individu dan dengan menggabungkan usaha akan memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan berdiri sendiri. Melalui hubungan yang bersinergi kebersamaan individu dalam bekerja sama menuju tujuan yang umum secara terus menerus menyediakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bagi kedua partisipan sama dengan perusahaan mereka. Kutipan di atas mengatakan bahwa kerjasama itu sangat penting. Bekerjasama adalah suatu proses kelompok yang disokong oleh anggota-anggota kelompok, dan ada ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang disepakati.
Kerjasama kelompok dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain[8]
Kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan. Kerjasama kelompok merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Selain itu keterampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat kerja sama lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Sebuah kerjasama kelompok dapat dilihat sebagai suatu unit yang mengatur dirinya sendiri. Rentangan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki anggota dan self monitoring yang ditunjukkan oleh masingmasing anggota memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab. Bahkan, ketika suatu masalah dapat diputuskan oleh satu orang saja dalam kelompok akan memberikan beberapa keuntungan.
Keuntungan tersebut adalah: pertama, keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi kelompok dalam pelaksanaanya. Kedua, keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh kelompok dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Bila dilihat dari perspektif individu, dengan masuknya ia ke dalam suatu kelompok maka hal tersebut akan menambah semangat juang/ motivasi untuk mencapai suatu prestasi yang mungkin tidak akan pernah dapat dicapai seorang diri oleh individu tersebut. Hal ini dapat terjadi karena kelompok mendorong setiap anggotanya untuk memiliki wewenang dan tanggung jawab sehingga meningkatkan hargandiri setiap orang. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil karya dalam tim, yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Robbins (2002) mengingatkan, suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama kelompok yang terkoordinasi akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan, dengan mengutamakan kepentingan bersama/ organisasi.[9]
Pidarta (1998) mengemukakan ada 3 macam ketrampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengoperasi organisasi; ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi, memimpin serta ketrampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugastertentu. Tanpa itu semua guru tida dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan sekolahan (Taman Kanak-Kanak) tidak akan maju.
Pemimpin kependidikan adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam proses peningkatan mutu pada semua tingkatan dan satuan organisasi lembaga pendidikan. Peranan dan tanggung jawab pemimpin pendidikan dimaksud sudah tentu berbeda dalam tingkatan dan ruang lingkupnya sesuai dengan tingkatan dan satuan organisasi bersangkutan. Pemimpin utama (kepala sekolah) terus mempunyai visi yang jelas tentang lembaga pendidikan yang dipimpinnya, dan harus mampu menjelaskan visi itu kepada pemimpin-pemimpin bawahannya sehingga semua memahaminya dan dapat menjabarkannya menjadi program-program kerja. Di samping itu, pemimpin baik, pemimpin utama maupun pemimpin di bawahnya harus mampu membudayakan
mutu sehingga dia dapat menjadi teladan bagi bawahannya. Setidaknya 5 kemampuan dasar yang harus ada pada setiap pemimpin yaitu : a) visi yang jelas, b) kerja keras, c) ketekunan yang penuh ketabahan, d) pelayanan dengan rendah hati dan e) disiplin kuat.
Kepemimpinan kependidikan ialah ciri dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin kependidikan. Di atas telah disebut lima kemampuan dasar seorang pemimpin. Kelima kemampuan dasar itu merupakan unsur-unsur dasar kepemimpinan. Di samping itu wibawa, kharisma, keteladanan, tanggung jawab, keramah-tamahan dan kerapian adalah di antara ciri-ciri yang termasuk unsur-unsur kepemimpinan kependidikan. Setiap pemimpin pendidikan harus memiliki ciri kepemimpinan dimaksud, di samping ilmu dan teknologi yang menjadi spesialisasinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas yang menjadi kesimpulan adalah ada beberapa tipe kepemimpinan :
1. Ketrampilan membuat konsep (conceptual skills). Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah. Ketrampilan konseptual mencerminkan aspek-aspek sebagai berikut : Kemampuan analisis, berfikir secara rasional, ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi dan lain-lain.
2. Ketrampilan memimpin. Mampu mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, sasaran, dan program strategis sekolah kepada keseluruhan guru dan staf serta Mampu mengkoordinasi guru dan staf dalam merealisasikan keseluruhan rencana untuk menggapai visi, mengembangkan misi, menggapai tujuan dan sasaran sekolah.
3. Ketrampilan menjalin kerjasama. Suatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang terasa sangat berat, namun jika dikerjakan secara bersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah dan cepat selesai. . Melalui hubungan yang bersinergi kebersamaan individu dalam bekerja sama menuju tujuan yang umum secara terus menerus menyediakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bagi kedua partisipan sama dengan perusahaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Angkasa Bandung. 1994.
Burhanuddin. Analisis Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan. Jakarta:Bumi Aksara. 1994.
Ma’mur, Jamal. Manajemen pengelolaan dan kepemimpinan pendidikan professional. DIVA Press. Jogjakarta. 2009
Papu. J. Team Work. (www.e. Psikologi.com).2000.
Rivai, Vethzal. dan A.F.M Basri. Performance apraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005.
Robbins, P.S. Prinsip-prinsip perilaku organisasi. Jakarta: Erlangga. 2002.
Sanaky, A.H. Keterampilan Memimpin. (www. Sanaky.com/materi/ keterampilan memimpin.pdf). 2003.
0 komentar
Posting Komentar