BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan sumber hidup bagi setiap muslim. al-qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurnah diperlukan pemahaman terhadap kandungan al-qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.
Sebagaimana diketahui, al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, baik lafal maupun
uslub-nya. Suatu bahasa yang kosa kata dan sarat makna. Kendati al-qur’an berbahasa arab, tidak berarti semua orng arab, atau orang mahir dalam bahasa arab, dapat memahami al-Qur’an secara rinci. Bahkan, para sahabat mengalami kesulitan untuk memahami kandungan al-Qur’an, kalau hanya mendengaarkan dari rasullah Saw., karena untuk memahami al-Qur’an tidak cukup dengan kemampuan dan menguasai bahasa arab saja, tetapi lebih dari itu harus menguasai ilmu penunjang (ilmu alat).Dari pemaparan diatas penulis melihat ada permasalah yang sangat penting untuk dikaji secara mendalam yaitu:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan sumber hidup bagi setiap muslim. al-qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia dengan tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurnah diperlukan pemahaman terhadap kandungan al-qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.
Sebagaimana diketahui, al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, baik lafal maupun uslub-nya. Suatu bahasa yang kosa kata dan sarat makna. Kendati al-qur’an berbahasa arab, tidak berarti semua orng arab, atau orang mahir dalam bahasa arab, dapat memahami al-Qur’an secara rinci. Bahkan, para sahabat mengalami kesulitan untuk memahami kandungan al-Qur’an, kalau hanya mendengaarkan dari rasullah Saw., karena untuk memahami al-Qur’an tidak cukup dengan kemampuan dan menguasai bahasa arab saja, tetapi lebih dari itu harus menguasai ilmu penunjang (ilmu alat).
Dari pemaparan diatas penulis melihat ada permasalah yang sangat penting untuk dikaji secara mendalam yaitu: masalah “al-Qur’an” dan penulis akan mengkaji dalam sebuah tulisan dalam bentuk makalah
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis akan memberikan rumusan dan batasan masalah sebagai berikut:
1. Apa Makna al-Qur’an?
2. Bagaimana Fungsi dan Tujuan Pokok al-Qur’an?
3. Bagaimana Struktur Pembagian al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Al-Qur’an
Qur’an adalah bentuk masdhar dari kata kerja Qara’a, berarti “bacaan” kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,[1]
1. Makana Secara Bahasa (Etimologi)
Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata benda) dari kata (قرأ) dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti “bacaan”.[2]
Al-Qur’an Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya bererti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.[3]
2. Makna Secara Syari’at (Terminologi)
Al-Qur’an yang mulia adalah firman Allah Swt. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad Saw., melalui wahyu yang dibawa oleh jibril, baik lafazh maupun maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus merupakan mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir.[4] Adalah Kalam Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Dan firman-Nya, ” (an-Nahl: 89)sebagai berikut:
Terjemahnya:
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.[6]
Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan kepada para rasul melalui perantara jibril. Syaikh Abu Utsman berkata :”Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.[7]
Al-Qur’an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah :dalam Q.S. Asy-Syu’ara: 192-195)
Terjemahnya:
Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas[8]
Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata : “Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidakboleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.”
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah:
Terjemahnya
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.( Al-Qiyamah: 17-18)[9]
Menurut Subhi Al Salih yang dikutif dalam buku metode penulisan karia ilmiah MPI pada program pascasarjana UMI Makassar mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut: Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.[10]
Al-Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.
B. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur’an
1. Fungsi Al-Qur’an
a. Petunjuk bagi Manusia.
Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petujuk umat manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185)
Terjemahnya:
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah: bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.[11]dan (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)
b. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social, budaya, pendidikan ,ilmu pengethuan dan seni.
c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
d. sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah-satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.[12]
2. Tujuan Pokok Al-Qur’an
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Qur’an adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”
“Adapun Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan AlQur’an sebagai berikut:
a. Akidah
akidah adalah keyakinan atau kepercayaan.Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
b. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-ur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah, tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
c. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
d. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
e. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
Al-Qur’an banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-Rad ayat 19 dan al zumar ayat: 9. Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian, dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.
C. Struktur Pembagian Al-Qur’an
1. Surah, ayat dan ruku’
Al-Qur’an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surah akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surah terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku’ yang membahas tema atau topik tertentu.
2. Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.
3. Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur’an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur’an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur’an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
4. Menurut ukuran surah
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surah-surah yang ada didalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian,[14] yaitu:
a. As-Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah (286), Ali Imran (200), An-Nisaa’ (176), Al-A’raaf (206), Al-An’aam(165), Al Maa-idah(120), dan Yunus(109)
c. Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal (75), Al-Hijr (99) dan sebagainya
d. Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nash dan sebagainya.[15]
Alqur’an memiliki beberapa struktur dan bagian-bagian mulai dari nama surah, tempat dimana diturukannya dan ukuran-ukuran surah mulai dari awal mula diturunkannya sampai dengan akhir diturunkannya. Yang kesemuanya ini apabila dikaji secara mendalam maka akan memberikan pemahaman kearah sang Pencipta, yaitu, ”Allah SWT”.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah untuk diresapi artinya agar lebih mengerti akan “hakikat”. Namun begitu, al-Qur’an juga bisa digunakan untuk mendapatkan berkah, agar mendapatkan kesembuhan dari segala penyakit atau demi tujuan-tujuan lain yang dibenarkan oleh agama. Banyak riwayat-riwayat mengenai penggunaan al-Qur’an atau doa-doa lainnya sebagai “suwuk” atau mantra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara “bahasa” Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata benda) dari kata (قرأ) dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti “bacaan. Dan secara “istilah”Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan kepada para rasul.
2. Fungsi Al-Qur’an adalah: Petunjuk bagi Manusia, Sumber pokok ajaran Islam, Peringatan dan pelajaran bagi manusia, dan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
3. Struktur Pembagian Al-Qur’an adalah sesuai dengan Surah, ayat dan ruku’, Makkiyah dan Madaniyah, Juz dan manzil, Menurut ukuran surah
4. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al-alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir al-Qur’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an karim
Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Dan Terjemahnya, Jakarta: PT.Syamil Cipta Media, 2006
Dosen,Tim MPI. UMI Makassar, metode penulisan karia ilmiah program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, (Makassar: T.t.p., 2012
Hizbut Tahrir, pilar-pilar pengokoh Nafsiyah Islamiyah, T.t.c, Baerut-Libanon: Daarul Ummah, 2004
Zen, Muhaimin, Al-Qur’an Seratus Persen Asli Sunni-Syi’ah Satu Kita Suci, Cet. I, pejaten Jakarta: Nur Al-Huda, 2012
http://himitsuqalbu.wordpress.com/2012/03/01/al-qu’ran-dab-hadits-makalah/ diakses pada tanggal 21/November 2012
Said Agil Husin Al Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III, Jakarta: Ciputat Press, 2003
[1]Said Agil Husin Al Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III, (Jakarta: Ciputat Press, 2003). h. 4.
[2]Muhaimin Zen, Al-Qur’an Seratus Persen Asli Sunni-Syi’ah Satu Kita Suci, Cet. I, (pejaten Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), h. 49.
[3]Lihat, http://himitsuqalbu.wordpress.com/2012/03/01/al-qu’ran-dab-hadits-makalah/ diakses pada tanggal 21/November 2012
[4] Lihat,Hizbut Tahrir, pilar-pilar pengokoh Nafsiyah Islamiyah, T.t.c, (Baerut-Libanon: Daarul Ummah, 2004),h. 31
[5]Lihat, Al-Qur’an karim
[6] Lihat, Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Syamil Cipta Media, 2006). h. 277
[8] Lihat, Departemen Agama RI , Op. Cit.
[9]Ibid.
[10] Lihat, Tim Dosen MPI. UMI Makassar, metode penulisan karia ilmiah program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, (Makassar: T.t.p., 2012), h. 13.
[11] Lihat, Departemen Agama RI , Op. Cit. h. 28.
[12]Lihat, http://hbis.wordpress.com/2009/11/11/makalah-al-Qur’an-sebagai-sumber-hukum-islam/diakses pada tanggal 21 november/2012.
[13]Ibid.
[15]Ibid.” dan penulis akan mengkaji dalam sebuah tulisan dalam bentuk makalah
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis akan memberikan rumusan dan batasan masalah sebagai berikut:
1. Apa Makna al-Qur’an?
2. Bagaimana Fungsi dan Tujuan Pokok al-Qur’an?
3. Bagaimana Struktur Pembagian al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Al-Qur’an
Qur’an adalah bentuk masdhar dari kata kerja Qara’a, berarti “bacaan” kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.,[1]
1. Makana Secara Bahasa (Etimologi)
Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata benda) dari kata (قرأ) dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti “bacaan”.[2]
Al-Qur’an Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) keduanya bererti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.[3]
2. Makna Secara Syari’at (Terminologi)
Al-Qur’an yang mulia adalah firman Allah Swt. Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad Saw., melalui wahyu yang dibawa oleh jibril, baik lafazh maupun maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus merupakan mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir.[4] Adalah Kalam Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Dan firman-Nya, ” (an-Nahl: 89)sebagai berikut:
Terjemahnya:
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.[6]
Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan kepada para rasul melalui perantara jibril. Syaikh Abu Utsman berkata :”Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.[7]
Al-Qur’an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah :dalam Q.S. Asy-Syu’ara: 192-195)
Terjemahnya:
Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas[8]
Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata : “Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk. Barangsiapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidakboleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.”
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah:
Terjemahnya
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.( Al-Qiyamah: 17-18)[9]
Menurut Subhi Al Salih yang dikutif dalam buku metode penulisan karia ilmiah MPI pada program pascasarjana UMI Makassar mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut: Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.[10]
Al-Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.
B. Fungsi dan Tujuan Pokok Al-Qur’an
1. Fungsi Al-Qur’an
a. Petunjuk bagi Manusia.
Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petujuk umat manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S AL-Baqarah 2:185)
Terjemahnya:
Beberapa hari yang ditentukan itu ialah: bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.[11]dan (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)
b. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social, budaya, pendidikan ,ilmu pengethuan dan seni.
c. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.
d. sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan salah-satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.[12]
2. Tujuan Pokok Al-Qur’an
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Qur’an adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”
“Adapun Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan AlQur’an sebagai berikut:
a. Akidah
akidah adalah keyakinan atau kepercayaan.Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
b. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean muamallah.Menurut Al-ur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat 51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah, tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
c. Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
d. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
e. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
Al-Qur’an banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-Rad ayat 19 dan al zumar ayat: 9. Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian, dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.
C. Struktur Pembagian Al-Qur’an
1. Surah, ayat dan ruku’
Al-Qur’an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surah akan terdiri atas beberapa ayat, di mana surah terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al Kautsar, An-Nasr dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku’ yang membahas tema atau topik tertentu.
2. Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di Mekkah.
3. Juz dan manzil
Dalam skema pembagian lain, Al-Qur’an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Qur’an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur’an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
4. Menurut ukuran surah
Kemudian dari segi panjang-pendeknya, surah-surah yang ada didalam Al-Qur’an terbagi menjadi empat bagian,[14] yaitu:
a. As-Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah (286), Ali Imran (200), An-Nisaa’ (176), Al-A’raaf (206), Al-An’aam(165), Al Maa-idah(120), dan Yunus(109)
c. Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal (75), Al-Hijr (99) dan sebagainya
d. Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nash dan sebagainya.[15]
Alqur’an memiliki beberapa struktur dan bagian-bagian mulai dari nama surah, tempat dimana diturukannya dan ukuran-ukuran surah mulai dari awal mula diturunkannya sampai dengan akhir diturunkannya. Yang kesemuanya ini apabila dikaji secara mendalam maka akan memberikan pemahaman kearah sang Pencipta, yaitu, ”Allah SWT”.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah untuk diresapi artinya agar lebih mengerti akan “hakikat”. Namun begitu, al-Qur’an juga bisa digunakan untuk mendapatkan berkah, agar mendapatkan kesembuhan dari segala penyakit atau demi tujuan-tujuan lain yang dibenarkan oleh agama. Banyak riwayat-riwayat mengenai penggunaan al-Qur’an atau doa-doa lainnya sebagai “suwuk” atau mantra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara “bahasa” Kata Al-Qur’an adalah isim mashdar (kata benda) dari kata (قرأ) dengan makna isim Maf’ul, sehingga berarti “bacaan. Dan secara “istilah”Al-Qur’an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan kepada para rasul.
2. Fungsi Al-Qur’an adalah: Petunjuk bagi Manusia, Sumber pokok ajaran Islam, Peringatan dan pelajaran bagi manusia, dan sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
3. Struktur Pembagian Al-Qur’an adalah sesuai dengan Surah, ayat dan ruku’, Makkiyah dan Madaniyah, Juz dan manzil, Menurut ukuran surah
4. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al-alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir al-Qur’an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an karim
Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Dan Terjemahnya, Jakarta: PT.Syamil Cipta Media, 2006
Dosen,Tim MPI. UMI Makassar, metode penulisan karia ilmiah program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, (Makassar: T.t.p., 2012
Hizbut Tahrir, pilar-pilar pengokoh Nafsiyah Islamiyah, T.t.c, Baerut-Libanon: Daarul Ummah, 2004
Zen, Muhaimin, Al-Qur’an Seratus Persen Asli Sunni-Syi’ah Satu Kita Suci, Cet. I, pejaten Jakarta: Nur Al-Huda, 2012
http://himitsuqalbu.wordpress.com/2012/03/01/al-qu’ran-dab-hadits-makalah/ diakses pada tanggal 21/November 2012
Said Agil Husin Al Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III, Jakarta: Ciputat Press, 2003
[1]Said Agil Husin Al Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III, (Jakarta: Ciputat Press, 2003). h. 4.
[2]Muhaimin Zen, Al-Qur’an Seratus Persen Asli Sunni-Syi’ah Satu Kita Suci, Cet. I, (pejaten Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), h. 49.
[3]Lihat, http://himitsuqalbu.wordpress.com/2012/03/01/al-qu’ran-dab-hadits-makalah/ diakses pada tanggal 21/November 2012
[4] Lihat,Hizbut Tahrir, pilar-pilar pengokoh Nafsiyah Islamiyah, T.t.c, (Baerut-Libanon: Daarul Ummah, 2004),h. 31
[5]Lihat, Al-Qur’an karim
[6] Lihat, Departemen Agama RI, Al- Qur’an Tajwid Dan Terjemahnya, (Jakarta: PT.Syamil Cipta Media, 2006). h. 277
[8] Lihat, Departemen Agama RI , Op. Cit.
[9]Ibid.
[10] Lihat, Tim Dosen MPI. UMI Makassar, metode penulisan karia ilmiah program Studi Magister Pendidikan Agama Islam, (Makassar: T.t.p., 2012), h. 13.
[11] Lihat, Departemen Agama RI , Op. Cit. h. 28.
[12]Lihat, http://hbis.wordpress.com/2009/11/11/makalah-al-Qur’an-sebagai-sumber-hukum-islam/diakses pada tanggal 21 november/2012.
[13]Ibid.
[15]Ibid.
0 komentar
Posting Komentar